SMK WIKRAMA BOGOR - Sejak didirikan tahun 2011, Kompetensi Keahlian Multimedia SMK Wikrama  terus mengembangkan potensinya lewat mengikuti beragam perlombaan. Berawal dari tingkat kota, meningkat hingga tingkat nasional, sampai saat ini sering kali menjuarai lomba di tingkat internasional.
Karena hal tersebut, pada awal bulan September, SMK Wikrama Bogor diundang oleh pihak kedutaan besar Jepang di Indonesia untuk mengikuti festival film bergengsi yang diadakan pemerintahan Jepang, yaitu “12th Asian International Children’s Film Festival” yang diselenggarakan di Hokaido Jepang pada 19-28 November 2018. Dengan syarat, sebelum tanggal 14 September 2018, SMK Wikrama harus mengikutsertakan 3 siswanya dari kompetensi keahlian Multimedia untuk membuat dan mengirimkan sebuah film dokumenter yang menarik dan dapat memberikan edukasi untuk melalui tahap seleksi dengan siswa dari sekolah lainnya se-Asia.
Sangat membanggakan, pada 18 Oktober 2018, SMK Wikrama Bogor mendapatkan kabar bahwa film dokumenter yang berjudul “Return” karya 3 siswanya dari Kompetensi Keahlian Multimedia tingkat 11, yaitu Denzel Gymnastiar Setiawan, Muhammad Fauzi Azhar, dan Angelive Hilsunny berhasil lolos seleksi. Karyanya terpilih sebagai wakil dari Indonesia pada ajang festival film tersebut . Pada 19 November 2018, ketiga siswa tersebut akhirnya diberangkatkan ke Hokaido,Jepang. Film karya mereka akan diputar dan disandingkan dengan film karya sekolah lainnya dari 12 negara di Asia.
Salah seorang guru produktif Kompetensi Keahlian Multimedia, M. Dudi Permadi mengatakan, Film Return karya siswa-siswinya itu menceritakan tentang seorang pekerja yang memiliki kebiasaan buruk membuang sampah sembarangan, lalu akhirnya pekerja tersebut sadar bahwa lingkungan itu harus dijaga. “Film ini mereka buat berdasarkan apa yang mereka lihat di sekeliling mereka, sehingga mereka ingin menyampaikan pesan moral untuk menjaga lingkungan lewat sebuah film,” tutur Dudi.
Dudi berharap film karena siswa-siswinya tersebut bisa dinikmati dalam acara festival tersebut dan mendapatkan penghargaan yang sesuai dengan usaha yang dilakukan siswa-siswinya dalam proses pembuatan film. “Saya berharap, ketika pulang nanti, mereka bisa mendapatkan ilmu baru, cerita, dan pengalaman yang dapat dibagi ke teman-temannya di sekolah, dan dari setiap perlombaan yang siswa multimedia ikuti dapat mengembangkan potensi mereka, dan menyadarkan mereka bahwa setiap usaha pasti berbanding lurus dengan hasilnya,” tukas Dudi. (IU)